Senin, 21 April 2014

BENAR DAN SALAH


seperti apakah yang sebenar-benarnya salah dan benar?


dalam lingkup hukum, yang salah adalah mereka yang melanggar norma-norma hukum yang diberlakukan dan tentunya, sisanya adalah benar atau tidak melanggar norma hukum. tapi bagaimana jika terjadi pada kasus yang norma-norma hukum itu belum dibuat? atau terjadi pada individu yang belum mengetahui norma-norma hukum yang berlaku? seperti apakah sejatinya arti dari benar dan salah tersebut? belum tau? sama! oke mari kita bingung berjamaah.



salah dan benar adalah relatif. kebenaran milik Tuhan saja yang absolut. dan kebenaran absolut Tuhan ini hanya berlaku bagi mereka yang meyakini ajarannya. ajaran yang mana coba? hayoooo... 
oke, terserah apapun dan siapapun Tuhan yang kalian yakini, bahkan yang tidak percaya adanya Tuhan sekalipun. 

intermezo duluuuuu.. 
pada saat jaman penjajahan dulu, pejuang kita bergerilya, menyerbu markas belanda di saat mereka lengah dan tertidur lelap, membunuh tentara belanda dengan tikaman bambu runcing, atau memenggal kepala mereka dengan ayunan golok dan pedang, siapa yang salah? dan siapa yang benar? siapa si penjahat? dan siapa si pahlawan?
pejuang kita tentunya yang benar, tapi apakah kita pernah berpikir, seperti apa pendapat keluarga tentara kompeni belanda yang pada saat itu menjadi korban serbuan para pejuang kita? 
saya tinggalkan pertanyaan itu pada kalian, karena saya belum pernah melakukan survey terhadap keluarga tentara kompeni belanda yang menjadi korban serangan gerilyawan pejuang kemerdekaan kita pada saat itu. 


setiap koin memiliki dua sisi yang berbeda.. basi yah? sebenarnya kaos oblong pun sama, ada sisi luar dan sisi dalam. begitupun setiap masalah yang kita hadapi dalam hidup ini. 
sudah mulai bingung kan? eh, ini serius loh!

dalam kerangka berpikir obyektif, benar dan salah itu kembali pada pengetahuan dan wawasan dari pelaku. benar dan salah lahir dari hati. bukan dari penilaian orang lain. karena belum tentu pengetahuan pelaku dan penilai sama. belum tentu yang kita nilai salah dari perilaku seseorang karena seseorang itu memang melakukan kesalahan. bisa jadi juga berlaku kemungkinan karena pelaku itu belum cukup pengetahuan untuk mengetahuinya sebagai sebuah kesalahan, atau kita yang menilai belum cukup pengetahuan untuk melihatnya sebagai kebenaran.

oke! saya simpulkan sendiri saja. benar dan salah, tergantung dari individu pelakunya. benar yang sebenar-benarnya adalah ketika seseorang mengetahui bahwa sesuatu itu adalah benar, dan dia meyakini sepenuh hati bahwa hal itu adalah benar, lalu dia lakukan/pilih maka dia telah melakukan hal yang benar. :D
salah yang sebenar-benarnya salah adalah ketika seseorang dengan pengetahuannya mengerti bahwa sesuatu hal itu salah, buruk, dan dia meyakini bahwa hal itu memang salah dan ada hal lain yang lebih baik untuk dia lakukan/pilih, tapi dia tetap melakukan hal buruk tersebut, dia dengan TELAKnya salah.


MIKIR! :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar